Khusnulselaku korlap aksi mengatakan “pemerintah daerah kabupaten pasuruan perlu untuk didesak melalui aksi demonstrasi, karena selama ini mereka tidak bisa melihat dan mendengar jeritan rakyat kecil, air merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa ditawar bagi kelangsungan hidupnya” tuturnya dengan wajah merah. dimotori oleh PPPI. 2
Mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi yang mewakili rakyat Indonesia. Aksi menyuarakan suara rakyat ini biasa dilakukan dengan pergerakan-pergerakan berupa aksi unjuk rasa atau demo, ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi bersatu untuk bisa mencapai apa yang diinginkan oleh masyarakat. Pada dasarnya, biasanya alasan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi adalah karena ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memihak kepada rakyatnya. Aksi demo ditujukan kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR yang memiliki tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan yang ada. Diketahui dalam sejarah, terdapat beberapa aksi demonstrasi besar mahasiswa yang pernah terjadi di Indonesia. Berikut rangkum 4 aksi demonstrasi besar-besaran mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi masyarakat 1. Demonstrasi Tritura, tahun 1966 Baca Juga Aksi Demonstrasi di Depan Kantor Bupati Karawang, Massa Meminta Lowongan Pekerjaan Demonstrasi besar pertama yang pernah terjadi di Indonesia yaitu terjadi pada tahun 1966. Demo ini dinamakan demonstrasi Tritura dan puncak dilaksanakannya yaitu pada 12 Januari 1966. Pada masa itu, ribuan mahasiswa turun untuk melakukan unjuk rasa atas kondisi negara Indonesia yang pada masa itu terbilang memprihatinkan. Aksi tersebut diduga merupakan buntut tragedi G30S/PKI Gerakan 30 September 1965. Terdapat beberapa organisasi yang turut serta dalam gerakan tersebut, yaitu antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI, Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Guru Indonesia KAGI, Kesatuan Aksi Buruh Indonesia KABI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, dan lain sebagainya. Dalam demonstrasi Tritura ini, mahasiswa membawa setidaknya tiga tuntutan rakyat atau disebut dengan Tritura. Tuntutan tersebut antara lain, pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga pangan. Namun diketahui tuntutan tersebut tidak direalisasikan sehingga berujung pada diturunkannya Presiden Soekarno, dan menyebabkan terjadinya demo besar-besaran jilid dua pada 24 Februari 1966. 2. Demonstrasi Reformasi, tahun 1998 Demonstrasi besar-besaran kedua terjadi pada tahun 1998. Aksi yang dinamakan demonstrasi reformasi tersebut terjadi saat adanya tuntutan untuk menurunkan pemerintahan Soeharto dan berujung pada berakhirnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998. Gerakan tersebut juga merupakan buntut dari terjadinya krisis moneter pada tahun 1997. Baca Juga Temui Ratusan Massa Demonstrasi, Bobby Nasution Didaulat Jadi Bapak Toleransi Tuntutan mahasiswa tersebut didukung oleh rakyat pada masa itu, dan demonstrasi semakin memanas ketika pemerintah mengumumkan bahwa harga BBm dan ongkos angkutan umum naik pada tanggal 4 Mei 1998.
Namundemikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus.
Selain aksi 11 April 2022, ada beberapa aksi demo yang besar di masa lalu. Beritahu anak yuk, Ma! Pada 11 April 2022 ini, mahasiswa seluruh Indonesia turun kejalan untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutannya pada pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah dirasa tidak memihak rakyat bahkan merugikan berhubungan dengan rakyat, maka aksi ini ditujukan untuk Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR, pihak pemerintahan yang bertanggung jawab atas kebijakan masyarakat heran jika kini para demonstran telah memenuhi depan Istana Presiden dan Gedung DPR. Aksi demonstrasi ini sebenarnya bukan yang pertama kali lho, Ma. Berdasarkan sejarah, ada beberapa aksi besar yang pernah digelar mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Demo apa saja ya? Berikut ini telah merangkum informsi terkait 5 demonstrasi besar yang dilakukan di Indonesia sepanjang sejarah. Simak dan beritahu si Anak yuk, Ma!1. Demonstrasi TrituraIDN Times/Muhammad Iqbal Ilustrasi suasana demonstrasi Demonstrasi besar pertama yang dilakukan mahasiswa yakni demonstrasi Tritura. Puncak demo ini dilaksanakan pada 12 Januari 1966. Terjadinya aksi ini diduga sebagai buntut dari peristiwa G30S/PKI Gerakan 30 September 1965. Pada kala itu mahasiswa turun ke jalan melakukan demonstrasi dengan membawa tiga tuntutan rakyat atau disebut dengan Tritura. Tuntutan tersebut antara lain pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga pangan. Namun tuntutan tersebut tidak terealisasikan sehingga berujung diturunkannya Presiden Soekarno. Dalam demonstrasi Tritura ini, terdapat beberapa organisasi yang turut serta dalam gerakan tersebut, yakni Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI, Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Guru Indonesia KAGI, Kesatuan Aksi Buruh Indonesia KABI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, dan lain Picks2. Demonstrasi Aliyah Ilustrasi suasana demonstrasi Peristiwa demonstrasi Malari malapetaka 15 Januari terjadi di zaman Orde Baru, tepatnya pada 15 Januari 1974. Demonstrasi ini mulanya terjadi ketika Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei datang ke Indonesia pada 14 Januari 1974, di mana saat itu sedang terjadi kisruh investasi itu mahasiswa melakukan di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, penjagaan aparat keamanan yang sangat ketat membuat para demonstran tak bisa masuk ke dalam bandara. Akhirnya, pada 15 Januari 1974 para mahasiswa memutuskan turun ke jalan untuk menuntut ketidaksetaraan penanaman modal asing yang menguntungkan kelompok tertentu, pemberantasan korupsi, dan tingginya harga kebutuhan pokok. Selain itu, mahasiswa juga menuntut dibubarkannya Asisten Penasehat Pribadi Aspri Presiden hingga sore hari aksi ini tak menemukan jalan keluar. Akhirnya aksi demonstrasi mulai memanas dan berakhir ricuh. Saat itu terjadi sejumlah pengrusakan, pembakaran, dan penghancuran merek mobil Jepang. Kerusuhan besar ini diduga terjadi karena pada akhirnya, kerusuhan ini menjadi malapetaka bagi masyarakat Indonesia. Ada 11 orang tewas, 137 orang luka-luka, dan 750 orang Demonstrasi ReformasiIDN Times/Anggi Muliawati Ilustrasi suasana demonstrasi Demonstrasi besar kembali terjadi pada 1998. Aksi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa ini dinamakan demonstrasi reformasi. Para mahasiswa yang mendapat dukungan besar dari para rakyat Indonesia melakukan demonstrasi ke pemerintah dengan membawa berbagai tuntutan yakni menurunkan Soeharto dari jabatannya sebagai presiden, mengadili mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, menuntut pelaksanaan amandemen UUD 1945, menuntut menghapus dwifungsi ABRI, menuntut pelaksanaan otonomi daerah secara luas, menuntut untuk melakukan penegakan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari besar ini meninggalkan banyak kisah pilu karena memakan banyak korban tewas, hilang, dan luka-luka. Berdasarkan data dari Tim Gabungan Pencari FaktaTGPF, kejadian demonstrasi reformasi di Jakarta memakan korban tewas mencapai orang dan korban luka-luka sebanyak 91 Demonstrasi AliyahPada tahun 2012 kala kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terjadi demonstrasi besar terkait penolakan harga BBM yang naik hingga 44 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh pengalihan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur. Akhirnya pada 30 Maret 2012, ribuan mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan aksi di depan istana negara. Aksi ini pun diikuti oleh ribuan buruh di Cikarang yang pada saat itu mengepung Gedung DPR Demonstrasi Tolak RUKHP dan Revisi UU KPK, tahun 2019IDN Times/Axel Jo Harianja Ilustrasi suasana demonstrasi Pada 23 September dan 24 September 2019, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran di gedung DPR dan Istana Negara. Kala itu ribuan mahasiswa turun untuk menolak adanya revisi UU KPK yang diduga akan melemahkan KPK dan dianggap mengancam demokrasi dan Hak Asasi Manusia HAM.Itulah 5 demonstrasi besar di Indonesia sebelum terjadinya demonstrasi 11 April 2022. Semoga segala tuntutan dalam demonstrasi ini cepat terpenuhi dengan cara yang baik dan damai. Baca jugaTerjadi Demonstrasi Besar 11 April 2022, Apa Itu Demonstrasi? Begini Cara Unik dan Kreatif Gen Z Ketika BerdemonstrasiDitahan karena Berdemo, UNICEF Anak Indonesia Berhak Ekspresikan Diri
16Januari 1978 Apel bersama 2000 mahasiswa ITB dipimpin Ketua Umum Heri Akhmadi menyatakan ‘Tidak Mempercayai dan Tidak Menginginkan Soeharto Kembali Sebagai Presiden Republik Indonesia!”. Penerbitan Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978. Pembuatan buku putih ini dimotori oleh Rizal Ramli, Ketua Dewan Mahasiswa.
Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mereka …. A. lebih pandai dalam menggerakkan massa B. memiliki sikap kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa C. jumlahnya banyak terdiri dari mahasiswa di berbagai daerah D. selalu memiliki pemikiran yang selalu benar dan tepat E. masih bersemangat berkumpul dan melakukan demonstrasi Jawaban B Pembahasan mahasiswa memang harus kritis. Kritis dan peduli terhadap kondisi bangsanya. Inilah yang kemudian melahirkan adagium “pemuda adalah tulang punggung bangsa”.
Halitu kemudian berimbas pada pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa
- Pergerakan mahasiswa di Indonesia kerap diwarnai dengan aksi unjuk rasa. Tentu, aksi ini bukan tanpa alasan. Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia bersatu mengumpulkan massa untuk menyuarakan aspirasi mereka mewakil rakyat Indonesia. Secara masif, mahasiswa berdemonstrasi menggugat pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR atas kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak memihak pada rakyat. Bahkan, demonstrasi mahasiswa dilakukan secara besar-besaran. Tak jarang, aksi tersebut berujung anarkis dan banyak korban berjatuhan. Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, ada beberapa aksi unjuk rasa yang dimotori oleh kalangan mahasiswa. Dari masa ke masa, mahasiswa tidak hanya menjadi agen perubahan seperti yang digaung-gaungkan hingga hari ini. Lebih dari itu, mahasiswa ikut terlibat menjadi 'motor' pergerakan hingga benteng pertahanan demokrasi di Tanah Air. Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Senin 30/9, berikut ini 4 demonstrasi besar di Indonesia yang dipelopori oleh mahasiswa1. Demonstrasi Tritura 1966photo/IstDemonstrasi mahasiswa pertama terjadi pada awal 1966. Ribuan mahasiswa turun ke jalan, memprotes kondisi negara yang kian memprihatinkan. Aksi unjuk rasa ini bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Gelombang demonstrasi mencapai puncaknya pada 12 Januari 1966. Beberapa elemen gerakan mahasiswa yang turut serta dalam demonstrasi itu antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI, Kesatuan Aksi Buruh Indonesia KABI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, Kesatuan Aksi Guru Indonesia KAGI, dan lainnya. Para demonstran konsisten mengajukan tiga tuntutan rakyat Tritura, antara lain pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga tuntutan demonstran tidak segera dipenuhi yang berujung pada desakan melengserkan Presiden Soekarno. Bahkan, unjuk rasa besar-besaran jilid dua pun meledak pada 24 Februari 1966. Aksi itu diwarnai bentrokan antara demonstran melawan Resimen Cakrabirawa Pasukan Pengawal Presiden di depan Istana insiden itu, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Sehari setelah kejadian itu, KAMI dibubarkan paksa oleh Presiden. Soekarno yang semakin terjepit mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar.2. Demonstrasi Reformasi 1998photo/IstAksi monumental menuntut turunnya pemerintahan Soeharto yang berujung dengan berakhirnya Orde Baru pada tanggal 21 Mei 1998. Gerakan ini disulut dengan terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari bertambah gencar dilaksakan para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa antaranya, mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, melaksanakan amandemen UUD 1945, menghapuskan dwifungsi ABRI, pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, menegakkan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari mahasiswa Indonesia tahun 1998 juga mencuatkan Tragedi Trisakti yang menewaskan empat orang pahlawan reformasi. Pasca Soeharto muncur, nyatanya masih terjadi kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa. Aksi demonstrasi ini juga memulai babak baru dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu era Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM 2012ANTARA FOTO/Prasetyo UtomoAksi demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan BBM terjadi di Istana Negara, 30 Maret 2012. Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah ke Jakarta untuk bergabung dengan mahasiswa di Ibukota. Massa menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 44 persen dan mengalihkan dana subsidi BBM untuk pembangunan hanya mahasiswa, sekitar lebih dari buruh di Cikarang mengepung Gedung DPR RI. Aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM kian memanas. Para demonstran bahkan mencabut tiang gerbang pintu utama DPR. Istana Negara dipenuh massa aksi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Angkatan Muda Muhammadiyah KAMMU.4. Demonstrasi Tolak RUKHP dan Revisi UU KPK 2019ANTARA FOTO/Arnas PaddaTeranyar, demonstrasi mahasiswa besar-besaran kembali terjadi pada Senin 23/9 dan Selasa 24/9 di Gedung DPR/RI, Senayan, Jakarta. Ribuan perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menolak revisi UU KPK yang dianggap melemahkan KPK, serta RUU KUHP yang diklaim mengancam demokrasi dan Hak Asasi Manusia HAM.RKUHP menjadi sorotan karena ada sejumlah pasal kontroversial yang dinilai tidak memihak rakyat. Beberapa pasal yang menuai perdebatan, misalnya misalnya ada delik penghinaan terhadap presiden/wakil presiden Pasal 218-220, delik penghinaan lembaga negara Pasal 353-354, serta delik penghinaan pemerintah yang sah Pasal 240-241.Artikel Menarik Lainnya Massa Mulai Padati Kawasan DPR, Siswa Dipulangkan Lebih Cepat Gelombang Demo Jelang Pelantikan Jokowi Bikin Investor Tarik Dana Usung Berbagai Isu, Ini Titik Lokasi Demo di Jakarta
Aksidemonstrasi oleh perkumpulan mahasiswa dari berbagai universitas se-serang yang mereka namakan dengan Aliansi GEMPAR (Gerakan Mahasiswa Pejuang
- Demonstrasi mahasiswa dan masyarakat terjadi di beberapa kota. Di Yogyakarta, Senin 23/9/2019, ratusan mahasiswa dan masyarakat yang menamakan diri Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi damai bertajuk Gejayan koordinator aksi, Nailendra, salah satu aspirasi gerakan Gejayan Memanggil adalah menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR dan elite politik. Aliansi menggugat RKUHP yang dianggap mengebiri demokrasi. "RKUHP membungkam demokrasi dan hak asasi manusia. Salah satunya, melalui pasal yang mengatur soal 'makar'. Pasal soal makar jelas berisiko menjadi pasal karet yang akan memberangus demokrasi," tulis Aliansi Rakyat Bergerak dalam keterangan pers yang diterima rilis pers tersebut, mereka merinci sejumlah pasal karet dalam RKUHP yang bisa digunakan untuk memberangus kebebasan berekspresi dan berpendapat bagi seluruh masyarakat sipil. Pasal-pasal dalam RKUHP juga dinilai mengkriminalisasi pelbagai bentuk perlakuan masyarakat atas nama zina, hukum yang berlaku di masyarakat living law—yang berpotensi menjadi pasal karet, bahkan mengkriminalisasi gelandangan dengan pidana denda satu juta rupiah. "Pasal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal 34 ayat 1 UUD 1945, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara," imbuh mereka. Isu lain yang juga disuarakan adalah pelemahan KPK, pembakaran hutan dan tambang, RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada rakyat, problematika RUU Pertanahan, dan tak ketinggalan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang belum ditetapkan. Sementara itu di Jakarta, massa mahasiswa dari pelbagai universitas mengadakan demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Massa gabungan itu datang dari Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al-Azhar, dan beberapa universitas lain. Tuntutan para mahasiswa Jakarta relatif sama dengan Aliansi Rakyat Bergerak Yogykarta, yakni menolak rencana pengesahan RKUHP, UU KPK hasil revisi, dan rancangan serta revisi UU lainnya lantaran dinilai mencederai pantauan reporter Tirto, untuk mempertegas tuntutannya massa mahasiswa meneriakkan jargon-jargon keras semacam "DPR Fasis, Anti Demokrasi" dan "Cabut RUU, Darurat Demokrasi".Selain di Yogyakarta dan Jakarta, demonstrasi besar juga terjadi di Surabaya, Jombang, Malang, Cirebon, Bandung, Makassar, Riau, juga Papua. Demonstrasi mahasiswa di Bandung digelar di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Angga Firmansyah, salah seorang koordinator aksi dari Universitas Sangga Buana YPKP Bandung menjelaskan bahwa mahasiswa menuntut Presiden Joko Widodo membatalkan sejumlah RUU bermasalah. Jika pemerintah dan DPR tak memenuhi tuntutan mahasiswa, maka mahasiswa Bandung akan mengadakan demonstrasi lebih besar lagi. "Kami akan melakukan aksi lanjutan yang massanya lebih banyak dibanding hari ini. Kami akan langsung ke Jakarta," ujar Angga sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia. Ketika Tritura 1966 Mendesak Sukarno Bukan sekali ini saja mahasiswa berdemonstrasi secara masif menggugat pemerintah atau DPR. Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, sudah tiga kali terjadi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran. Dua di antaranya mampu menumbangkan rezim yang tengah berkuasa. Kejatuhan itu pun punya persamaan, yakni dimulai dari pemimpin yang tidak mau mendengar aspirasi rakyatnya. Demonstrasi mahasiswa pertama terjadi pada awal 1966. Kala itu ribuan mahasiswa turun ke jalan, menyerukan protes atas kondisi negara yang kian memprihatinkan. Protes ini berhulu dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Beberapa pentolan PKI terlibat dalam tragedi itu, tapi Presiden Sukarno tak berbuat apa-apa. Kemarahan rakyat telah merebak di mana-mana dan Presiden Sukarno tampaknya tidak punya solusi jitu untuk mengatasi masalah ini. Ditambah lagi, seperti diungkap Muhammad Umar Syadat Hasibuan dalam Revolusi Politik Kaum Muda 2008, keadaan sosial ekonomi negara sedang terguncang akibat konfrontasi dengan Malaysia dan persoalan Irian Barat. Kekacauan politik yang dibiarkan berlarut-larut diperparah dengan kebijakan pemerintah yang mencekik rakyat. Mereka menerbitkan kebijakan menaikkan harga sembako yang meroket 300 hingga 500 persen. “Terjadi kepanikan yang hebat dalam masyarakat, terlebih kalau diingat pada waktu itu menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru Tionghoa. Harga membubung beratus-ratus persen dalam waktu hanya seminggu. Para pemilik uang melemparkan uangnya sekaligus ke pasar, memborong barang-barang,” tulis Soe Hok Gie dalam bunga rampai esai Zaman Peralihan 2005, hlm. 4. Muak dengan pemerintah yang tak becus, mahasiswa lantas menggalang demonstrasi sejak awal Januari 1966. Gelombang demonstrasi mencapai puncaknya pada 12 Januari 1966. Ribuan mahasiswa bergerak ke Gedung Sekretariat Negara untuk memprotes kenaikan harga, dan mendesak pemerintah agar meninjau kembali aturan baru terkait ekonomi yang justru menimbulkan dampak buruk bagi rakyat. Beberapa elemen gerakan mahasiswa yang turut serta dalam demonstrasi itu antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI, Kesatuan Aksi Buruh Indonesia KABI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, Kesatuan Aksi Guru Indonesia KAGI, dan lainnya. Dalam setiap aksinya, para demonstran konsisten mengajukan tiga tuntutan rakyat atau tritura 1 Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, 2 Rombak Kabinet Dwikora, dan 3 Turunkan harga. Namun pemerintah bergeming dan berdalih semua itu butuh demonstran yang tidak segera dipenuhi, kemudian berubah menjadi desakan agar Bung Karno turun takhta. Presiden Sukarno akhirnya memang merombak kabinet pada 21 Februari 1966. Tapi karena masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri yang dimasukkan dalam kabinet, mahasiswa pun turun ke lagi ke rasa besar-besaran jilid kedua pun akhirnya meledak. Pada 24 Februari 1966, terjadi bentrokan antara demonstran melawan Resimen Cakrabiwara pasukan pengawal presiden di depan Istana Negara. Dalam insiden itu, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Sehari berselang, KAMI dibubarkan paksa oleh presiden sebagai konsekuensi atas kericuhan tersebut. Namun, gelora unjuk rasa anti-PKI tidak pernah padam. Sukarno yang kian terjepit akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966. Sejarah lalu mencatat, Supersemar itu nantinya justru dimanfaatkan Jenderal Soeharto untuk menggerogoti kekuasaan Sukarno. Soeharto Diguncang Malari 1974 Pada 15 Januari 1974, Presiden Soeharto dan beberapa menteri bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka di Istana Negara, Jakarta. Pada saat bersamaan, ribuan orang yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan pelajar SMA, turun ke jalan melancarkan protes. Mereka berteriak lantang menentang derasnya investasi Jepang yang masuk ke Indonesia. Pimpinan aksi saat itu adalah Hariman Siregar, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia DM UI. Atas komandonya, para mahasiswa melakukan aksi jalan kaki dari kampus UI di Salemba, menuju Universitas Trisakti di Jalan Kiai Tapa, Jakarta Barat. Mereka mengajukan tiga tuntutan yang dinamakan “Tritura Baru 1974”, yang isinya 1 Bubarkan lembaga Asisten Pribadi Presiden Aspri, 2 Turunkan harga, 3 Ganyang korupsi. Bagi para demonstran, modal asing yang beredar di Indonesia sudah berlebihan. Menurut mereka, Tanaka berikut investasi, korporasi, dan produk-produk asal Jepang adalah bentuk imperialisme gaya mahasiswa berunjuk rasa, terjadi aksi massa yang tak terkendali di wilayah Jakarta lainnya. Salah satu yang paling mencekam terjadi di Pasar Senen. Di sana massa membakar proyek kompleks pertokoan yang baru saja dibangun. Anehnya, menurut laporan Richard Halloranjan, jurnalis New York Times, sebagian besar polisi dan tentara Indonesia yang dikirim untuk berpatroli hanya berdiri dan menonton. Mereka hampir tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikan para hari, peluru peringatan mulai ditembakkan ke udara. Lalu setelah malam tiba, aparat keamanan mulai bertindak kasar. Polisi mengangkut sekitar selusin demonstran ke sebuah kantor polisi terdekat. Richard menyebut ada seorang demonstran yang dipukuli di bagian belakang kepalanya. Demonstrasi dan kerusuhan masih membara hingga keesokan harinya. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sampai turun tangan menemui mahasiswa ke kampus UI di Salemba. Pada malam hari, Bang Ali berbicara kepada para mahasiswa seraya menekankan bahwa jika demonstrasi terus berlangsung, korban dari pihak mahasiswa akan berjatuhan. Bang Ali pun mengajak Hariman ke TVRI. Lewat siaran televisi itu Hariman mengumumkan bahwa persoalan yang dihadapi mahasiswa sudah selesai. Imbauan Hariman mampu meredam aksi mahasiswa. Namun, malapetaka sudah kadung terjadi. Sebanyak 807 mobil dan motor buatan Jepang hangus dibakar massa, 11 orang meninggal dunia, 300 luka-luka, 144 buah bangunan rusak berat, 160 kg emas hilang dari toko-toko perhiasan. Setelah peristiwa itu, Soeharto memecat Soemitro dari jabatan Pangkopkamtib. Ia juga membubarkan lembaga Aspri dan Ali Moertopo dipindah tugas sebagai Wakil Kepala ini juga berdampak buruk bagi kebebasan pers. Karena dianggap memberitakan Malari secara berlebihan dan memanaskan suasana, Harian Abadi, Pedoman, Indonesia Raya, Harian KAMI, dan The Jakarta Times diberedel itu, sebanyak 775 orang aktivis ditangkap. Di antaranya Hariman Siregar, Soebadio Sastrosatomo tokoh Partai Sosialis Indonesia bentukan Sutan Sjahrir yang telah lama bubar, aktivis HAM Adnan Buyung Nasution dan Princen, serta akademisi Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Infografik Demonstran yang Mengancam Rezim. Reformasi 1998 Menumbangkan Soeharto Gerakan mahasiswa terbesar yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto terjadi pada 1998. Gerakan ini bermula dari krisis ekonomi 1997 dan ketidaksigapan rezim Soeharto untuk mengatasinya. Gelombang aksi yang awalnya terjadi secara terpisah di beberapa kota, kemudian membesar sejak Maret 1998 seiring dengan pernyataan Soeharto bersedia dipilih lagi menjadi presiden. Sementara itu desakan reformasi lewat aksi-aksi protes meluas di seluruh daerah. Aksi itu digelar tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional. Dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Palembang, Medan, hingga Kupang. Tak jarang demonstrasi berujung bentrok. Aksi-aksi itu membuat Wiranto-saat itu Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Panglima ABRI-mengeluarkan pernyataan yang menganjurkan “mahasiswa dan warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis” karena memperburuk keadaan, juga “memperburuk citra Indonesia di mata dunia internasional.” “Saya melihat bagaimana perilaku masyarakat yang sementara ini lupa diri dengan melakukan kegiatan yang bersifat merusak, membakar toko, merampok toko, gudang, dan menjarah isinya. Ini mengingatkan kita bahwa sudah ada kegiatan yang tidak peduli kepada hukum,” ujar Wiranto seperti dilansir Kompas edisi 8 Mei 1998. Wiranto menuding tindakan-tindakan yang ia nilai “anarkis” itu istilah keliru yang terus dipakai hingga kini untuk menyebut tindakan ricuh karena “mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di jalan”. “Jadi betul yang saya katakan, bahwa mahasiswa keluar kampus tentu akan dimanfaatkan pihak lain untuk mencari keuntungan yang berbeda dengan visi mahasiswa,” kemudian memerintahkan seluruh jajaran ABRI untuk “menghentikan aksi anarkis dengan melakukan tindakan tegas dan sesuai hukum”. Tapi, bukannya menurunkan tensi, mahasiswa justru semakin gencar berdemonstrasi menuntut terjadilah tragedi berdarah pada 12 Mei 1998. Empat mahasiswa Trisakti tewas tertembak kala aparat berusaha membubarkan demonstrasi di kampus tersebut. Esoknya, Jakarta dilamun kerusuhan besar. Kompas mencatat, ratusan manusia terpanggang di Toserba Yogya Klender dan di Ciledug Plaza. Tercatat 499 orang tewas dan bangunan hancur. Gelombang besar mahasiswa lalu menduduki Gedung DPR/MPR sejak 18 Mei 1998. Mereka berjanji akan bertahan di sana sampai tuntutan Sidang Istimewa segera dijalankan untuk memakzulkan Soeharto. Karena kian terjepit, Soeharto akhirnya tak bisa berbuat banyak. Pada 21 Mei 1998 ia menyatakan berhenti sebagai presiden. - Politik Penulis Fadrik Aziz FirdausiEditor Irfan Teguh
Namunmahasiswa harus tahu peran nya untuk bangsa kedepannya. Seorang mahasiswa tidak sekedar “kuliah pulang kuliah pulang” tapi seorang mahasiswa perlu ada nya jiwa aksi dalam setiap menanggapi krisis dalam bangsa ini. Lalu seperti apakah mahasiswa harus berperan? Manajemen ialah salah satu yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia menggelar aksi demo menuntut pemerintah atas penolakan tiga periode masa jabatan presiden yang juga mengarah ke penundaan Pemilu 2024. Tidak hanya di lapangan, pergulatan juga terjadi di media sosial yakni perang tagar MahasiswaBergerak dan SayaBersama Jokowi. Setidaknya terdapat empat tuntutan yang disuarakan dalam aksi, yakni mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai, menjawab aspirasi masyarakat, tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, dan menyampaikan kajian yang disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab. Sepanjang sejarah Indonesia, ada sejumlah aksi unjuk rasa kalangan mahasiswa. Dari masa ke masa, mahasiswa selalu mendapatkan peran untuk mempertahankan demokrasi di Tanah Air. 1. Demostrasi Tritura 1966 Demonstrasi mahasiswa yang pertama terjadi pada awal tahun 1966. Tritura dimotori oleh gerakan mahasiswa dengan seruan Tiga Tuntutan Rakyat yang menjadi titik balik pergantian rezim, dari Orde Lama ke Orde Baru. Unjuk rasa pada 10-13 Januari 1966 di Jakarta terjadi karena polemik pelik tak lama setelah tragedi Gerakan 30 September G30S 1965. Gerakan Tritura tersebut mewakili masalah dan sebagai pernyataan sikap tegas atass kinerja pemerintah kala itu, yakni bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI, rombak Kabinet Dwikora, dan turunkan harga. Namun, tuntutan demonstran tidak segera dipenuhi hingga akhirnya berujung meledak pada 24 Februari 1966. Dalam insiden tersebut, terdapat seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bernama Arif Rahman yang tewas tertembak. 2. Demonstrasi Malari Peristiwa demonstrasi Malari malapetaka 15 Januari terjadi pada zaman Orde Baru pada 15 Januari 1974. Demonstrasi ini berawal dari rencana kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei ke Indonesia juga kisruh investasi asing saat itu. Jumlah korban peristiwa Malari adalah 11 orang tewas, 137 orang luka-luka, dan 750 orang ditangkap. Setelah kerusuhan terjadi Presiden Soeharto mengambil langkah dengan mencopot Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Jenderal Sumitro. Dia dianggap bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan dan korban tewas. Pencopotan juga dilakukan kepada Kepala Badan Koordinasi Inteljen Negara Bakin Sutopo Juwono dan digantikan oleh Yoga Soegomo. 3. Demontrasi Reformasi 1998 Aksi demonstrasi yang digalang oleh gerakan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat untuk meruntuhkan rezim Orde Baru pada 12 Mei 1998. Dalam sejarahnya, peristiwa mencekam dan berdarah terjadi di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat dengan tuntutan melengserkan pemerintahan presiden Soeharto. Posisi kampus yang dekat dengan kompleks gedung DPR/MPR, menjadikan Universitas Trisakti menjadi titik berkumpul seluruh mahasiswa dari berbagai kampus. Dalam peristiwa bersejarah ini meninggalkan 4 mahasiswa tewas dalam penembakan para demonstrasi yang melakukan aksi damai, yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Herdiawan Sie. Sementara itu, Kontras memaparkan data terdapat 681 korban luka. 4. Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM 2012 Aksi demonstrasi besar-besaran ini terjadi pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini terjadi pada 27 Maret 2012. Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta untuk menyuarakan aspirasi rakyat mengenai kenaikan harga BBM sebesar 44 persen dan mengalihkan dana subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur. Akhirnya pada 30 Maret 2012, tak hanya kumpulan mahasiswa, lebih dari buruh di Cikarang juga turun ke jalan mengepung Gedung DPR RI. Para demonstran bahkan mencabut tiang gerbang pintu utama DPR. Istana Negara dipenuh mass aksi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Angkatan Muda Muhammadiyah KAMMU. 5. Demonstrasi Tolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK 2019 Dua isu yang menjadi sorotan utama demo mahasiswa menolak Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana RUU KUHP dan revisi UU KPK. Mahasiswa dari berbagai daerah yakni Institut Teknologi Bandung ITB, Trisakti, Unindra, Stiami, Universitas Paramadina, Universitas Tarumanegara, Universitas Pendidikan Indonesia UPI, dan Universitas Indonesia UI. Dari demo tersebut, menghasilkan beberapa poin salah satunya Sekjen DPR RI yang juga melibatkan pertemuan para dosen, atau akademisi, serta masyarakat sipil untuk hadir dan berbicara di setiap rancangan UU lainnya yang belum disahkan pada 19 September 2019. RUU KUHP menjadi sorotan karena ada sejumlah pasal kontroversi yang tidak memihak, misalnya delik penghinaan lembaga negara, penghinaan pemerintah yang sah, pencabulan, zina dan kohabitasi, alat kontrasepsi, aborsi, tentang Makar, dan Penghinaan Bendera, gelandangan, tindak pidana narkoba, agama, dan pasal terkait pelanggaran HAM berat. Merilis demo soal RUU KUHP dan UU KPK ini mengorbankan 232 orang menjadi korban. Dari deretan kejadian ini para Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa BEM yang turun ke jalan berharap segala tuntutan dan yang sudah dilakukan tersampaikan meminta pemerintah tidak abai dan lebih responsif terhadap segala tuntutan yang disuarakan.
Aksiini terjadi satu hari sebelum peristiwa Trisakti, tepatnya pada tanggal 11 Mei 1998. Ada dugaan aksi represif aparat kemanan di depan kampus Trisakti yang terjadi secara brutal dengan menembaki mahasiswa Trisakti dengan peluru tajam, salah satunya juga karena dipicu oleh peristiwa pertempuran jalanan di Bogor ini. 7. Koordinasi Tangerang
Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena ....a. mahasiswa lebih pandaib. mahasiswa memiliki sikap proaktifc. mahasiswa jumlahnya banyakd. mahasiswa selalu memiliki pemikiran benare. mahasiswa masih bersemangatJawaban bjawaban soal Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena ....mahasiswa memiliki sikap proaktifDi banyak negara di seluruh dunia, aksi-aksi demonstrasi seringkali dipelopori dan dimotori oleh mahasiswa. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada saat-saat tertentu, melainkan sudah menjadi bagian dari sejarah perjuangan masyarakat untuk mencapai perubahan dan kemajuan yang lebih satu alasan mengapa mahasiswa seringkali menjadi motor penggerak aksi-aksi demonstrasi adalah karena mahasiswa memiliki sikap proaktif dalam menjalankan perannya sebagai warga negara yang aktif dan berpartisipasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan adalah kelompok yang sangat penting dalam sebuah masyarakat karena mereka adalah penerus bangsa yang akan memimpin dan mengelola negara di masa depan. Oleh karena itu, memiliki sikap proaktif dan berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan hak dan kepentingan masyarakat adalah suatu tindakan yang sangat positif dan perlu dicontohkan oleh generasi muda proaktif dan partisipatif ini bukanlah suatu hal yang baru bagi mahasiswa. Sejak zaman penjajahan, mahasiswa telah menjadi pelopor gerakan perjuangan untuk memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak rakyat. Setelah Indonesia merdeka, peran mahasiswa semakin penting dalam memperjuangkan hak-hak rakyat dan membangun negara yang lebih demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa seringkali terkait dengan isu-isu penting seperti hak asasi manusia, kebebasan berpendapat, demokrasi, lingkungan hidup, kesehatan, dan pendidikan. Mahasiswa juga seringkali terlibat dalam aksi-aksi solidaritas untuk mendukung gerakan sosial seperti perjuangan buruh, petani, dan masyarakat dalam melaksanakan aksi-aksi demonstrasi, mahasiswa juga perlu mengedepankan sikap yang bertanggung jawab dan menghormati hak-hak orang lain. Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan harus dilakukan dengan damai, tidak mengganggu ketertiban umum, dan tidak melanggar menghadapi berbagai tantangan di masa depan, mahasiswa diharapkan terus mengembangkan sikap proaktif dan berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan hak dan kepentingan masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa akan menjadi kekuatan yang sangat penting dalam menciptakan perubahan positif dan kemajuan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Padaawalnya aku ragu untuk menulis keresahan ini tapi sekarang aku berpikir tak ada yang perlu ditakutkan karena kebebasan orang berpendapat diatur oleh Undang-undang . Sebagai negara hukum sudah sepatutnya saya memahami hukum agar tidak terjadi penyelewengan hukum kepada saya. Saya ingin bercerita sedikit tentang Mahasiswa
Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mereka? Memiliki sikap kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa. Selalu memiliki pemikiran yang selalu benar dan tepat. Jumlahnya banyak terdiri dari mahasiswa di berbagai daerah. Lebih pandai dalam menggerakkan massa. Kunci jawabannya adalah A. Memiliki sikap kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa. Dilansir dari ensiklopedia pendidikan, aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mereka memiliki sikap kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa. Pertanyaan Terkaitaksi aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena ... mahasiswa memiliki…Alasan golongan tua tidak sependapat dengan golongan muda tentang penentuan waktu pelaksanaan proklamasi adalah? Alasan golongan tua tidak sependapat dengan golongan muda tentang penentuan…Kalimat berikut yang merupakan fakta adalah? Kalimat berikut yang merupakan fakta adalah? Tingginya air yang menggenangi…berikut ini merupakan bentuk bentuk ancaman militer kecuali berikut ini merupakan bentuk bentuk ancaman militer kecuali a. sabotase…Ortom Muhammadiyah yang anggotanya para mahasiswa adalah? Ortom Muhammadiyah yang anggotanya para mahasiswa adalah? IMM PM HW…faktor yang mendorong lahirnya budaya politik adalah faktor yang mendorong lahirnya budaya politik adalah A. pendidikan politik…apa tiga penyebab keanekaragaman sosial budaya masyarakat indonesia apa tiga penyebab keanekaragaman sosial budaya masyarakat indonesia 1. Letak…tuliskan persamaan dan perbedaan kondisi geografis pada kedua negara tersebut tuliskan persamaan dan perbedaan kondisi geografis pada kedua negara tersebut…Contoh sikap rela berkorban terhadap bangsa dan negara sesuai nilai nilai sumpah pemuda 1928 adalah? Contoh sikap rela berkorban terhadap bangsa dan negara sesuai nilai…Sikap selalu memisahkan diri dari kehidupan sosial dimasyarakat karena adanya jurang pemisah akibat perbedaan suku bangsa, adat istiadat, agama dan bahasa daerah. Sikap tersebut dalam kerjasama diberbagai bidang kehidupan masyarakat harus dihindari termasuk sikap tidak terpuji yang disebut ….. Sikap selalu memisahkan diri dari kehidupan sosial dimasyarakat karena adanya…yang bukan merupakan kekuatan pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia adalah Yang bukan merupakan kekuatan Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah?…kemukakan pendapatmu jika ada pemimpin yang membiarkan adanya intoleransi kemukakan pendapatmu jika ada pemimpin yang membiarkan adanya intoleransi jawaban…Keunikan lain dari Suku ini yaitu para wanita di sini sengaja meruncingkan giginya dengan alat tradisional? Para anggota Suku ini kebanyakan memiliki tato. Mereka sengaja menghias…jelaskan dampak dari berbagai kebijakan jepang itu terhadap kehidupan masyarakat jelaskan dampak dari berbagai kebijakan jepang itu terhadap kehidupan masyarakat…Yang bukan merupakan tujuan nasional bangsa indonesia adalah .? Yang bukan merupakan tujuan nasional bangsa indonesia adalah .? Melindungi…sikap percaya diri diperlukan dalam era globalisasi agar Sikap percaya diri diperlukan dalam era globalisasi agar? Kita bersedia…Bangsa Indonesia harus…agar Indonesia menjadibangsa yang kuat. Bangsa Indonesia harus…agar Indonesia menjadibangsa yang kuat. a. sombong dengan…Sikap berikut merupakan upaya menjaga kesatuan bangsa kecuali? Sikap berikut merupakan upaya menjaga kesatuan bangsa kecuali? Bangsa Indonesia…apa manfaat dari keragaman karakteristik di sekolah bagi dirimu apa manfaat dari keragaman karakteristik di sekolah bagi dirimu …Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila memiliki arti untuk menjadi? Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila memiliki arti untuk menjadi? ciri khas…
X6M5yja. 426x03a3et.pages.dev/14426x03a3et.pages.dev/237426x03a3et.pages.dev/247426x03a3et.pages.dev/93426x03a3et.pages.dev/404426x03a3et.pages.dev/79426x03a3et.pages.dev/139426x03a3et.pages.dev/470
aksi aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena